Detector Inverting dengan Vref = - 




1.Pendahuluan[Back]

        Detektor inverting adalah rangkaian op-amp yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur sinyal masukan dengan membandingkannya terhadap tegangan referensi (Vref). Saat tegangan masukan melebihi atau kurang dari tegangan referensi, detektor inverting akan menghasilkan sinyal keluaran yang sesuai.

        Dalam kasus detektor inverting dengan Vref = -, ini berarti tegangan referensi (Vref) adalah negatif. Dengan demikian, detektor inverting akan membandingkan tegangan masukan dengan tegangan referensi negatif ini. Ketika tegangan masukan melebihi tegangan referensi negatif, output detektor inverting akan berubah sesuai dengan karakteristik operasionalnya.

        Namun, lebih lanjut lagi, detektor inverting dengan Vref = - akan memberikan respons yang berlawanan dengan tegangan masukan terhadap tegangan referensi. Artinya, jika tegangan masukan meningkat di atas nilai tegangan referensi negatif, outputnya akan menurun, dan sebaliknya. Hal ini memungkinkan detektor inverting untuk mendeteksi perubahan polaritas tegangan masukan yang melewati nilai tegangan referensi negatif yang ditentukan.

2. Tujuan[Back]

  • Dapat mengetahui dan memahami tentang rangkaian Detector Inverting Amplifier
  • Dapat mengetahui komponen-komponen yang diperlukan
  • Dapat mengetahui cara menghitung nilai penguatan

3. Alat dan Bahan[Back]

Alat :

a. DC Voltmeter


Voltmeter Dc adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.

b. Generator DC


Sebagai generator DC fungsinya mengubah energi mekanik menjadi energi lisrtik.

Bahan :

a. Sensor Suhu (LM35)
Sensor suhu adalah perangkat elektronik yang mengukur suhu lingkungannya dan mengubah data masukan menjadi data elektronik untuk merekam, memantau, atau memberi sinyal perubahan suhu.

b. Gas Sensor (MQ-2)


Gas sensor mendeteksi adanya gas pada lingkungan sekitar.

c. Flame Sensor


Flame sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang dimana api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm. Sensor ini menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi nyala api.

d. Relay


Relay merupakan komponen listrik yang mempunyai 2 bagian yaitu, kumparan dan poin. Secara garis besar relay berfungsi untuk mengendalikan dan mengalirkan listrik.

e. Op-Amp (1458)


Op-Amp (Operational Amplifier) adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik.


f. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

g. Resistor


Spesifikasi:

Resistance (Ohms)          : 220 V
Power (Watts)                  : 0,25 W, ¼ W
Tolerance                         : ± 5%
Packaging                        : Bulk
Composition                    : Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status             : Lead Free
RoHS Status                   : RoHs Complient

h. Motor DC
Motor DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC dapat difungsikan sebagai motor DC.

i. Baterai


Baterai merupakan perangkat otomotif yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dan mempunyai arus searah (DC).

j. Transistor Bipolar


Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.



k. LED


Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.

4. Dasar Teori[Back]

a. Relay


      Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.
        
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :
  • Electromagnet (Coil)
  • Armature
  • Switch Contact Point (Saklar)
  • Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay:


Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
  • §  Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
  • §  Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
        Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

b. Op-Amp


    Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

Rangkaian dasar Op-Amp



c. Transistor




    Transistor adalah perangkat semikonduktor yang berfungsi untuk memperkuat, mengendalikan, dan menghasilkan sinyal listrik. Transistor termasuk ke dalam komponen aktif, di mana hanya dapat bekerja jika terdapat adanya sumber tegangan. Transistor memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi. Anda pasti pernah mendengar Integrated Circuit (IC), kadang-kadang disebut chip, microchip, atau sirkuit mikroelektronik, yaitu wafer semikonduktor yang di dalamnya terdapat ribuan atau jutaan transistor.

    Transistor BJT (Bipolar Junction Transistors) merupakan jenis transistor yang paling umum digunakan. Transistor ini memiliki tiga terminal, terdiri dari dua sambungan P-N. Ketiga teminal transistor BJT tersebut adalah Emitor (Emitter), Basis (Base), dan Kolektor (Collector). Terdapat 2 jenis transistor BJT, yaitu NPN dan PNP.

    Kemudian, mari bahas bagaimana perbedaan kedua transistor NPN dan PNP. Pada transistor NPN emitor biasanya terhubung ke ground, sedangkan pada PNP kolektor biasanya terhubung ke ground. Sementara itu, emitor transistor PNP terhubung ke sumber tegangan positif, sedangkan kolektor NPN terhubung ke sumber tegangan positif. Basis transistor NPN terhubung ke sumber tegangan positif, sedangkan basis PNP terhubung ke ground. Arus yang dibutuhkan basis sangatlah kecil, karena jika terlalu besar maka membuat transistor cepat panas. Oleh karena itu, basis biasanya dihubungkan ke resistor terlebih dahulu.

    Selanjutnya, mari analisa aliran arus dari kedua transistor NPN dan PNP. Pada transistor NPN arus basis (IB) mengalir masuk ke transistor, sedangkan transistor PNP arus basis mengalir ke luar transistor. Arus emitor (IE) pada transistor NPN mengalir ke luar dari transistor, sedangkan arus emitor transistor PNP arahnya masuk ke dalam transistor. Terakhir adalah arus kolektor (IC) transistor NPN arahnya masuk, sedangkan arus kolektor transistor PNP arahnya ke luar.


Gambar 2

    Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 2.

Dengan menggunakan hukum KVL, didapat,
maka,



d. Resistor

     Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.




Cara Menghitung Nilai Resistor,
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
 - Berdasarkan Kode Warna
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :


e. Sensor

1.  Sensor Gas MQ-2



        Modul Sensor MQ2 merupakan sebuah Sensor yang dapat mendeteksi adanya polutan Gas di udara, diantaranya adalah Gas LPG, Alkohol, Asap, Propana, Hidrogen, Metana, dan Karbon Monoksida, aplikasinya bisa diterapkan untuk mendeteksi Kebocoran Gas LPG dan Asap untuk mencegah kebakaran, Sebagai Alat untuk mengukur Kadar Alkohol yang dikeluarkan dari Napas seseorang dan lain-lain.

grafik respon sensor gas MQ-2

2. Sensor Flame


    Flame detector merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm. 

Gambar Panjang Gelombang Cahaya

    Dalam suatu proses pembakaran pada pembangkit listrik tenaga uap, flame detector dapat mendeteksi hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector. Sensor nyala api ini mempunyaisudut pembacaan sebesar 60 derajat, dan beroperasi normal pada suhu 25 – 85 derajat Celcius.

    Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran, yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala api yang dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet dengan menggunakan metode optic kemudian hasil pendeteksian itu akan diteruskan ke Microprosessor yang ada pada unit flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu. 

    Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu, kilatan petir, welding arc, metal grinding, hot turbine, reactor, dan masih banyak lagi.

grafik respon sensor flame

3. Sensor LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .

Gambar 1. Sensor Suhu LM35

Pada Gambar 5.1 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .

Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:

  • Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
  • Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
  •  Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
  •  Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
  •  Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
  •  Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
  •  Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
  •  Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

grafik respon sensor LM35


5. Percobaan[Back]

a. Prosedur
  • siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
  • susun alat dan bahan sesuai keinginan
  • rangkai semua komponen alat dan bahan dengan benar dan tepat
  • pada bagian sensor masukkan code hex, supaya sensor dapat berfungsi
  • jalankan rangkaian dengan menekan tombol play

b. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja

        Pada rangkaian simulasi pendeteksi kebakaran ini menggunakan 3 sensor yaitu, sensor Flame berfungsi untuk mendeteksi adanya api, dan sensor MQ2 berfungsi untuk mendeteksi adanya gas berbahaya yang akan mengakibatkan kebakaran, dan sensor LM35 yang berfungsi untuk mendeksi suhu sekitar ruangan.



        Sensor MQ2 akan mengalirkan tegangan sebesar 4,99 Volt ketika mendeteksi adanya gas berbahaya, lalu menuju ke rangkaian amplifier dengan gain 1x, maka Vout = Vin, lalu menuju ke rangkaian detector inverting dengan Vin > Vref, maka Vout = +Vsat -1, lalu menuju ke kaki base dan keluar dari kaki emitor, dibaca Vbe diatas 0,6V maka transistor akan aktif dan ada arus yang melewati relay dan relay akan  on. Ketika relay on maka  buzzer pun akan aktif yang menandakan adanya kebocoran gas atau gas yang berbahaya yang akan memancing terjadinya kebakaran. Ketika sensor MQ2 tidak mendeteksi adanya gas berbahaya maka sensor tidak akan mengalirkan arus atau tegangan ke kaki basis dan relay off.



        Sensor Flame akan mengalirkan tegangan sebesar 4,90 Volt ketika mendeteksi adanya api,  lalu menuju ke rangkaian amplifier dengan gain 1x, maka Vout = Vin, lalu menuju ke rangkaian detector inverting dengan Vin > Vref, maka Vout = +Vsat -1, lalu menuju ke kaki base dan keluar dari kaki emitor, dibaca Vbe diatas 0,6V maka transistor akan aktif dan ada arus yang melewati relay dan relay akan  on. Pada saat relay on maka  motor DC akan aktif sebagai pompa air untuk memadamkan api. Ketika sensor Flame tidak mendeteksi adanya api maka sensor tidak akan mengalirkan arus atau tegangan ke kaki basis dan relay off.


              Sensor LM35 akan mengalirkan tegangan ketika suhu besar atau sama dengan 54℃ sebesar 0,55 Volt,   lalu menuju ke rangkaian amplifier dengan gain 2x, maka Vout = 2 x Vin, lalu menuju ke rangkaian detector inverting dengan Vin > Vref, maka Vout = +Vsat -1, lalu menuju ke kaki base dan keluar dari kaki emitor, dibaca Vbe diatas 0,6V maka transistor akan aktif dan ada arus yang melewati relay dan relay akan  on. Pada saat relay on maka  motor DC akan aktif sebagai pompa air untuk memadamkan api. Ketika sensor Suhu tidak mendeteksi suhu besar sama dengan 54 maka sensor tidak akan mengalirkan arus atau tegangan ke kaki basis dan relay off.


            Pada simulasi ini kita menggunakan 3 motor DC karena motor DC berfungsi sebagai pompa air yang terdepat di beberapa bagian ruangan yang akan secara efektif memadamkan api pada saat terjadinya kebakaran.


c. Video Simulasi

1. Sensor Flame


2. Sensor gas MQ-2


3. Sensor suhu LM35



6. Download File[Back]

File Rangkaian :
Rangkaian dengan Sensor MQ2 [klik disini]
Rangkaian dengan Sensor Flame [klik disini]
Rangkaian dengan Sensor LM35 [klik disini]
Download library flame sensor [klik disini] 
Download libary temperature sensor [klik disini] 
Download library gas sensor [klik disini] 
Download Video

File Datasheet :
Download datasheet temperature sensor [klik disini] 
Download datasheet flame sensor [klik disini] 
Download datasheet gas sensor [klik disini] 
Download datasheet Buzzer [klik disini] 
Download datasheet LED [klik disini] 
Download datasheet kapasitor [klik disini] 
Download datasheet Resistor [klik disini] 
Download datasheet Relay [klik disini] 
Download datasheet OP-AMP [klik disini] 
Download datasheet voltmeter [klik disini] 
Download datasheet baterai [klik disini]

No comments:

Post a Comment

  BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH  ELEKTRONIKA 2024 Nama : Muhammad Fadhlurrahman Yuzary NIM : 2310952015 Elektronika A Dosen Pengampu ; ...